Suit
Sepulang sekolah, jam 4 sore di depan kelas. Andri duduk dengan kaki kanan di atas lutut kaki kirinya. Memandang taman di depannya dengan perasaan gelisah. Kemana manusia itu, kenapa tidak muncul. Tiap 30 detik sekali Andri buka-tutup handphone yang ada di sakunya. Berharap ada notifikasi pesan dari seseorang.
Manusia pembuat gelisah di cerita ini adalah Wina, anak kelas 1 yang baru masuk sekitar 3 bulan yang lalu. Sedangkan Andri adalah kakak kelasnya. Dua orang ini punya dua sifat yang sangat beda. Wina adalah orang yang periang dan tidak bisa diam, selalu lugas dan tidak pernah takut apapun. Tapi, Andri adalah laki-laki pendiam yang tidak bisa memutuskan apapun dengan terlalu banyak pertimbangan.
“Andri, hayu atuh jalan ngapain duduk di sini sambil mainan kaki!” sentak Wina dari belakang kursi sambil tertawa jahil.
“Yaampun ditungguin dari tadi malah sempet jahil ya. Yaudah ayo jalan. Pake mobil siapa?” tanya Andri. “Mobil siapa ya, terus siapa yang bawa nanti?” tanya Wina, menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
“Malah balik tanya. Jadi gimana mau suit aja kaya biasanya?” kata Andri.
“Yaudah oke, kalo aku menang terserah aku ya?”
“ Yaudah, iya.”
Singkat cerita akhirnya Andri kalah dan ikut kemauan Wina dengan menjadi supir dan menggunakan mobil Wina. Tapi saat sesampainya di masuk ke dalam dan menghidupkan kendaraan mereka bingung mau kemana. Sebelum makin bingung mereka pasti akan suit lagi.
Kira-kira seperti itu mereka menjawab semua pertimbangan dan pilihan yang ada. Tanpa repot dan marah-marah, keduanya tetap seperti itu sampai waktu yang lama. Ya, sekitar 3 tahun. Setelah itu masing-masing menikmati hidupnya sendiri tanpa pernah bersinggungan lagi.
Andri bukan orang yang periang, jadi kalau dia tersenyum itu pasti karena Wina. Aku sebagai temannya hanya bisa menggelengkan kepala setiap kali Andri cerita soal Wina. Kata Andri, “Wina lucu banget bro, ga masuk akal, kok bisa ya ada manusia se-cute itu. Bisa-bisanya. ” Setiap kali bertemu pasti ada kalimat seperti itu keluar dari mulut Andri.
Wina adalah orang yang bahkan tidak tahu dia itu gadis seperti apa. Dia punya semua yang dia inginkan. Sayangnya, Wina selalu patah hati setiap jatuh cinta. Tiap kali Wina mendapatkan apa yang dia mau, matanya selalu berbinar-binar. Tapi, jangan pernah memberi tahu apapun padanya terlalu cepat, nanti dia akan mencoba melakukannya sendirian.
Hampir semua orang berpikir kalau mereka pasti akan terus begitu sampai mereka tua bersama. Tapi, kenyataannya tidak. Terakhir kali aku bertemu Wina adalah saat dia bertanya Andri dimana. Begitu sampai Andri merespon dengan cara yang sama pula, “Wina tanya aku dimana ya? bilang saja tidak tahu.” Sampai sekarang pun tidak ada yang tahu kenapa mereka bisa seperti itu.
Andri pernah menulis ini di satu platform media tulis yang dibuatnya baru-baru ini.
Long time ago, I met someone special. She was a lovely person. But, she doesn’t love anybody, and anti-romantic. She’s been hurt multiple times but that’s what made her. I hope one day she finds her happiness like she helped me find mine.
“Kemanapun tujuannya, kapanpun waktunya. Asal bareng kamu, aku pasti suka. Makannya kalau diminta memutuskan apapun kita pasti suit. Karena mau aku kalah atau menang, jawabannya pasti benar dan aku tetap merasa menang apapun hasilnya,” Kata Andri di dalam perjalanan sore hari itu. Wina hanya bisa bilang iya dengan tersenyum malu, sambil pura-pura fokus melihat bangunan yang mereka lewati melalui kaca mobil.
“Iya, Andri, semoga suitnya aku terus yang menang. Pokoknya aku gamau kalah dari kamu!”