slice of life

Sudah Waktunya dari dulunya

hernowoadin
2 min readDec 16, 2020

“Heh, denger gak sih itu ayahnya Danu meninggal?”
“Iya denger kok, tadi baru aja pulang dari layat ke sana”

Percakapan ini memang terasa biasa, membicarakan hal yang sebenarnya tidak perlu dibicaran. Perasaan memang sangat mudah tumpul dan penuh ketidakpedulian. Pembiasaan-pembiasaan tentang berita-berita duka terhiasi di hari-hari seperti ini. Tetapi perubahan besar dari respon orang-orang sekitar sejak teknologi ‘mengobrol’ online lewat aplikasi messenger di grup-grup yang muncul di smartphone kesayangan.

Percaya atau tidak, kebiasaan baru muncul di layar percakapan. Kumpulan orang yang setuju untuk masuk ke dalam ikatan lingkaran tertentu. Menuntun orang-orang untuk meniru ‘sosok’ yang sering atau pertama kali muncul di percakapan online ini.

Jelas sekali bukan? bahkan hanya lewat tulisan saja hati dan otak manusia sudah bisa menjawab. Alur-alur seperti ini lah yang terlihat sangat tidak ‘sreg’ di hati. Terlepas dari apakah orang-orang itu tulus mengirimkan teksnya atau hanya mengikuti ‘sosok’ yang mengawali semuanya.

Tidak ada salahnya ikut berduka atas kehilangan orang lain, bukan berarti ingin menurunkan derajat dan meremehkan ketulusan hati si pengirim. Bukan juga untuk menyalahkan ‘sosok’ pertama-kedua-ketiga. Jelas tidak menghardik orang-orang yang tidak ikut andil dalam memberikan respon dukanya di layar percakapan.

Sekarang pribadi manusia berhati mulia yang ada di dalam grup itu berhak menuntukan. Jadi apa yang akan dilakukan sekarang?

--

--

hernowoadin
hernowoadin

Written by hernowoadin

I love when words spill out effortlessly, just as I know yours will.

No responses yet