puisi
Perpisahan
Ayo kemari coba lihat dan selami.
Situasi dan alam semesta memulai.
Ini adalah pertunjukan terbaik di bumi.
Mereka merubah semua tempat kita menjadi romawi kuno,
dari pertemuan yang terdahulunya hampa
dari Colosseum hingga Menara Pisa,
kita sepakat tentang semuanya
Sekarang pertanyaannya adalah,
apa kita mau jadi orang beragama atau seekor singa?
Seorang gladiator atau budak?
Raja atau putra mahkota?
Waktu tergelincir cepat hingga hilang bayangan lembutmu.
Romawi terusik duka yang lara, antarkan aku melawan lelah.
Beranjak dari Colosseum aku bertanya,
Kurang banyakkah kalimat rindu aku tawarkan?
Kurang seringkah aku singgahi hatimu dengan sentuhan?
Rebahlah tubuh ini diatas sebuah perahu,
inginku selami lagi titik-titik yang sering kau buat.
Demi harapan yang diam di tepi, hingga lembaran cerita terhitung akhir
Cukupkah lembar lembar cerita merekah kasih itu?
Mampukah bait nada kusambung merantai rasa rindu?
Romawiku sudah runtuh, kugantikan dengan dunia baru.
Kakiku tertuntu pasti, kutinggalkan bait nada dan cerita,
kususun dari titik-titik terpungut dari sana.
Karena sudah terlanjur aku tahu,
aku memilih sesal dan tidak berharap mengulang-ulang
Selamat tinggal keberuntungan.
Semoga bertemu diujung yang berbeda
dengan bahagia yang sama