cerita pendek
Untung temen
Sekolah adalah waktu paling nyaman untuk mencari teman, disaat yang lainnya sedang sibuk belajar, aku dan dua makhluk ini sibuk dengan hal lainnya. Waktu itu kami memang akrab dan bahkan kami satu kelas. Kemudian suatu hari ada kejadian yang akan aku ingat selama sisa hidupku.
Jam istirahat selesai, aku berjalan kembali ke kelas dengan satu buah martabak manis mini di tanganku, niatku ini hanya ingin memakannya di dalam kelas, toh pasti guru juga terlambat pikirku. Kami bertiga kebetulan berjalan berdampingan di selasar sekolah. Aku memang hanya diam tapi dua mahkluk ini dengan hebohnya mengobrol. Namun, Tepat di depan kelas tangan panjang salah satu temanku ini memang jahil itu dengan tidak sengaja (walaupun aku tahu pasti ada sedikit kesengajaan) menyentuh halus martabak miniku dengan kecepatan cahaya. Melambung tinggi itu martabak ke langit langit selasar. Kemudian jatuh dengan eksotis ke lantai keramik krem di depan kelas. semua coklat dan keju yang aku idam-idamkan sejak tadi sudah mencium ibu pertiwi. Tanah yang keras. Berhamburan seperti beras yang akan dijemur. Aku lemas.
Sebagai manusia beradab dan berakhlak, sudah seharusnya untuk meminta maaf. Paling tidak merasa bersalah dan pura-pura kaget. Tapi dua mahkluk itu bukan manusia, aku tahu mereka adalah jelmaan kuda yang menyamar menjadi manusia. Reaksi yang dikeluarkan adalah tertawa dengan liar hingga tersungkur ke lantai. Disaat yang sama aku sebagai korban tidak bisa berkata apa-apa lagi, hingga terbesit di pikiran, “dosa apa hamba-Mu ini Tuhan”.