Kata Miko yang Polos yang Selamat

kalau tidak selamat berarti tidak taat aturan

hernowoadin
4 min readJun 12, 2024
Photo by Robin Noguier on Unsplash

Jadi, namanya Miko dan benar, namaku Kinan.

Sebelumnya dia pernah menuliskan tentang aku, kan? Baiklah, artinya kali ini aku yang akan bercerita tentangnya. Disclaimer sedikit, apa yang ditulis Miko tidak 100% benar, karena mata Miko sudah aku bumbui dengan sihir cinta. Aku bukan manusia sempurna yang setiap harinya selalui memaknai sesuatu. Hanya saja, hatiku yang dingin ini selalu leleh setiap bertemu Miko.

Miko ini manusia aneh yang selalu tidak bisa serius. Seakan-akan apa yang dikatakannya adalah hal yang menghangatkan, tidak ada ketegangan, tidak ada drama. Aku suka.

Dia bercerita kalau cita-citanya adalah menjadi kepala desa di sudut Indonesia. Kehidupan yang jauh dari internet dan mengendarai sepeda kemanapun tujuannya. Tidur di atas kerbau juga salah satu keinginannya dari lama.

“Terus di cita-citamu itu ada aku sebagai tokohnya, ga?” tanyaku penasaran.

“Aduh, susah nih kalau kamu cosplay jadi pembimbing nambah-nambahin variable begini,” jawabnya dengan berlari kecil menjauh dariku yang sudah mengela nafas.

Manusia ini seperti sudah lolos seleksi. Dari semua laki-laki yang aku kenal dia yang paling jujur atau paling polos? aku tidak tahu.

Miko ini orangnya rendah hati. 9 dari 10 perempuan yang kenal dengannya bilang kalau dia adalah orang baik. Tapi Miko tidak ingin dirinya disebut baik. Miko hanya mau disebut polos. Menurutnya polos punya nilai yang lebih tinggi daripada baik. Orang baik biasanya memilih berbuat baik karena tahu jahat itu seperti apa. Sedangkan orang polos hanya ingin berbuat sesuai apa yang ada dihadapinya. Natural, tidak memilih, dan spontan.

Ah, 1 dari 10 itu aku. Aku tau dia hanya pura-pura polos. Dia sering sekali bertanya apakah aku punya kelainan otak. Tentu saja aku menjawab tidak punya.

“Kamu kan 10/10, kok mau sama aku yang 1/10?” tanyanya dengan muka sok polos itu.

“Maksudnya aku peringkat 1 dari 10, kamu 10 dari 10. Kelainan otak kan kamu ini,” tambahnya dengan muka jahat dan tersenyum sangat lebar karena berhasil mengecohku dengan gombalannya lagi. Ya, hanya aku yang dipertontonkan sisi tidak polosnya itu, bukan orang lain.

Aku akan jujur, dia tidak lucu. Tetapi caranya menyampaikan lelucon bapak-bapak dengan cara yang polos, itu yang lucu.

Pernah dia bilang, “besok kamu kayanya berubah jadi gulali. Soalnya kamu manis banget,” atau “aku punya mimpi jadi ular yang berbahaya. Iya, karena banyak bisanya.”

Miko pernah cerita kalau sunat itu tidaklah mudah. Di hari saat dia berkeringat menahan sakit karena bius sunatnya sudah habis, Tuhan menguji ketabahannya. Ya, dengan musibah. Banjir.

“Pusing ga tuh kira-kiranya, Nan?” Tentu saja. Semua orang panik dan pusing karena tingginya air sudah melewati tinggi dipan. Alhasil Miko mengungsi ke rumah tetangga bermodal sarung yang dipeganginya dan payung yang dibawa ibunya.

Bro’s life ain’t getting easier.

“Nan, tau ga bedanya…”

“Diem, ga, bocah stress,” potongku dengan senyum kumon. Aku harus memotongnya karena pasti tidak penting dan hanya lelucon garingnya yang lain.

Aku menggambarkannya sebagai seseorang yang agak bodoh, optimis, dan pemberani. Katanya kalau tidak dihadapi pasti tidak akan tahu rasanya.

“Yang penting kan tidak sampai merugikan orang lain,” katanya yakin.

Dia adalah seorang pendatang dari kampung. Tentu mau tidak mau menyewa kamar kos. Suatu ketika, Miko mendapatkan sebuah kamar yang sudah lama tidak dihuni, sehingga menimbulkan kecurigaan di kalangan calon penyewa lainnya. Dia pun bertanya kepada pemilik kos, namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Karena terdesak dan harga sewanya sangat murah, jauh lebih murah dibandingkan tempat lain dengan fasilitas serupa, dia memutuskan untuk menyewanya.

Ketika dia pindah, tetangga kamar memberi tahu bahwa kamar tersebut pernah ditempati oleh seseorang yang bunuh diri. Dalam benaknya, dia merasa khawatir. Namun, karena sifatnya yang bodoh dan pemberani itu, dia mengatakan kepadaku sambil tertawa, “Lumayan kos murah plus teman tidur, kapan lagi, kan?”

Miko adalah manusia yang bisa aku percaya. Setidaknya sesuatu yang ada padanya tidak akan hilang dengan misterius, jika ada janji pasti ditepati, dan kalau salah pasti akan diakuinya dengan cepat. Manusia reliable jenis ini memang agak langka.

Karena aku terlalu percaya padanya, aku pernah menitipkan sepeda motor padanya. Karena ada urusan mendadak di luar kota dan satu-satunya orang yang bisa aku percayakan untuk mengurus sepeda motorku selama beberapa minggu hanyalah Miko. Sepeda motor itu aku serahkan sesaat sebelum aku berangkat ke luar kota. Aku tidak tahu bagaimana dan di mana dia akan menyimpannya.

Karena aku penasaran di mana sepeda motor satu-satunya ini sehingga aku tanyakan kondisinya melalui pesan singkat. Dia bilang, “Semerbak aroma pertalite bercampur oli mesran ini semriwing juga ya, Nan.” Lalu dia menambahkan, “Iya, aku tiap hari tidur bareng motormu di dalam kamar.” Halal dan seksi sekali pria ini.

Polosnya itu seperti pisau bermata 14. 1 sisi baik, 13 sisanya tidak terkontrol. Terlalu jujur juga tidak baik. Tapi apapun yang dikatakan Miko selalu bisa aku maafkan, aku tidak bisa marah.

Dulu Ibuku adalah seorang kembang desa. Sering aku dengan angkuh bilang padanya kalau wajahku ini cantik keturunan kembang desa.

“Kamu? Muka kembang desa tapi kelakuan kembang api.”

“SATTT!” Aku yang terlanjur naik pitam, mukaku berubah merah dan berteriak, “MIKO J*NCOK!”

Sejak saat itu aku sadar aku adalah kembang api. Terima kasih Miko.

--

--