puisi
Gelas
Seperti kata Tuhan di mimpi-mimpi,
dosa-dosa dan kesedihan,
lirik lirihnya kesengsaraan
kata-Nya dituangkan dengan malu
Kurang ajar memang hamba-Mu dari dulu.
Picik lihatnya, Tuhan disuap dengan pahala.
Pernah tanah disambungkan dengan langit,
dengan menakutkan dituliskan ruang gelap itu.
Mimpi kami berkata, wahai Tuhan tuangkan dalam gelas ini
sebuah rasa akan cerita lainnya
yang satu teguknya berujung mati,
yang satu tetesnya berujung penyesalan
Mimpi kami berakhir, ruang panjang berubah luas,
kami lihat gelas-gelas saling melemparkan.
Para hamba-Mu berontak dalam mimpi,
karena tak ada yang mati hari ini.
Pada akhirnya Tuhan gantungkan kami-kami yang lain esok hari.